Biografi Dr. Sismadi

 dr Sismadi Partodimulya, Sp.B. Seorang anak yang ditinggal mati ibunya, lalu mempunyai ibu tiri. Sekolahnya hampir saja pupus karena sang orangtua tidak ingin menyekolahkannya lagi. Saat kelas 5 Sekolah Rakyat (SR), rencananya, ia disuruh berdagang cabai di Semarang. Namun ia tidak ingin sekolahnya putus. Ia lalu membuat kesepakatan dengan gurunya agar diizinkan tetap bersekolah. Tapi orangtuanya bersikukuh agar ia tidak melanjutkan sekolahnya, tapi ia tetap melanjutkan  bersekolah bagaimanpun caranya. Sampai akhirnya ia bisa kuliah di Fakultas Kedokteran UGM dan menjadi dokter spesialis bedah yang memiliki bisnis kelompok rumah sakit dan apotik di bawah naungan SISMADI GROUP. Kisah roman sang calon dokter yang melarikan Zaenah, putri juragan batik terbesar di Yogyakarta, dan perjuangannya membangun bisnis.

 

Yunita seorang anak pegawai pajak yang kemudian menjadi pengusaha properti. Pernikahannya mendapat sandungan berat saat sang suami melakukan bisnis properti dan lebih mendengar suara rekan bisnisnya daripada istrinya. Bekali-kali sang suami gagal melakukan bisnisnya dan Yunita selalu disudutkan. Malahan, pernikahan mereka hampir berakhir, dan itu sangat dirahasiakan dari putri tunggalnya. Sampai saatnya ada “dewa penolong”, sehingga biduk rumah tangga mereka selamat dan bisnisnya lancar. Otobiografi ini dijadikan suvenir ulang kawin perak (25 tahun   usia pernikahan) pada tahun 2007.

 

 

Kisah hidup seorang jaksa, BAS Tobing, SH yang putra Batak. Bapaknya yang guru sangat keras dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya. Kehidupan yang sangat sederhana, boleh dikatakan miskin, dan sering mendapat ejekan tetangga dan familinya, meskipun begitu anak-anaknya harus mendapat pendidikan yang bagus. BAS Tobing bersekolah di Jakarta dengan menumpang hidup pada famili orangtuanya. Sempat kuliah  di UI dan karena faktor ekonomi maka kembali ke kampung halaman dan melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum USU. BAS Tobing berkarier sebagai jaksa yang menghukum mati Kusni Kasdut, bandit legendaris di era tahun 1970-an. BAS Tobing pensiun dengan pangkat akhir Jaksa Agung Muda.

 

 

Buku ini merupakan perpaduan antara profil Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan yang baru dibentuk tahun 2003 dan biografi bupati pertamanya, H. Muhtadin Sera’i. Bagaimana lika-liku pembentukan kabupaten baru yang lepas dari kabupaten induk saat itu Kabupaten Oku Selatan, sehingga menjadi dua kabupaten: Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten OKU Selatan. Sedangkan H. Muhtadin Sera’i merupakan pengusaha sarang walet yang merupakan salah satu pelopor pembentukan kabupaten baru. Masa anak-anaknya yang sederhana, masa sekolahnya di Yogyakarta, masa berumah tangga, dan lika-liku menjalani bisnis. Juga tuduhan lawan politik tentang  penggunaan ijazah palsu saat sudah terpilih sebagai bupati.

  

FX Suwito Marsam, pensiunan pejabat Bea Cukai  yang mengaku karirnya yang sampai orang kedua di Dirjen Bea Cukai RI karena dirinya suka guyon (bercanda). Hidupnya selalu ditolong orang karena orang itu terkesan dengan guyon-guyonnya.  Kisah masa anak-anak, perjalanan spiritualnya, dan ayahnya yang muslim membebaskan anak-anaknya memilih jalan agamanya sendiri-sendiri.  Kisah yang unik, bercanda yang membawa mulus perjalanan kariernya.

 

Kisah dr RH Soetomo yang membeli unit di Apartemen Rasuna Said, Kuningan, yang dibangun oleh Bakrie Group yang ternyata tanahnya bersengeketa sehingga apatermen yang dipesannya tidak jadi dibangun. dr Soetomo menggugat di pengadilan dan sengketa itu berlangsung lebih dari 12 tahun lamanya. Dari kasus ini sang dokter yang kelahiran Madura mendapat pelajaran bagaimana penuh liku-liku untuk mendapatkan keadilan di Indonesia.

 

A Hamid Moerni merupakan pejuang kemerdekaan, yang berjuang bertaruh nyawa selama mempertahankan kemerdekaan RI, baik di masa akhir pendudukan Jepang dan kembalinya Belanda yang ingin menguasai Indonesia lagi. Setelah kedaulatan RI bisa diraih, ia mundur dari militer dan menjadi pengusaha perkapalan. Lika-liku bisnis dan jatuh bangunnya. Juga keterlibatannya yang sangat intens untuk membentuk Provinsi Bengkulu yang penuh intrik.

 

 

Walau buta huruf, sang Ibu sangat tegar. Bagaimana tidak, beliau yang hanya pedagang kecil di sebuah pasar tradisional, punya cita-cita tinggi, semua anaknya “disangoni ilmu”. Tidak peduli dengan cemooh orang-orang sekitar, yang mengibaratkan dirinya bak pepatah jawa: “wong cebol nggayuh lintang”, yang artinya “orang pendek hendak meraih bintang di langit”, tidak mungkin terlaksana. Olok-olok itu dijawab dengan kerja keras, yang akhirnya  “bintang” itu mampu diraihnya. Bagaimana dengan Hariyanta sendiri? Beliau jujur dalam berkisah kepada saya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Beliau menyampaikan cerita kehidupan dari masa anak-anak sampai meraih jabatan sebagai Direktur PT Sang Hyang Seri (Persero). Bagaimana ia mencari rumput untuk sapi, menjadi guru bimbel dan menjadi pemandu turis saat kuliah demi meringankan beban orangtua. Itu dilakukan karena tahu beban berat yang dipikul  orangtuanya, yang harus menguliahkan adik-adiknya juga.

 

 

 

 

Buka WA
WhatsApp kami di sini
WA omah-KOMIK
Halo, terima kasih telah berkunjung di official website omah-KOMIK.
Temukan solusi kebutuhan Anda di sini.
Silakan chat dengan Kami